Tugu Inkai Saksi Bisu Wafatnya Karateka Banyuwangi

Tugu Inkai Saksi Bisu Wafatnya Karateka Banyuwangi

Berkunjung ke Pantai Boom tak lengkap rasanya jika hanya melihat pemandangan alamnya. Beberapa lokasi sebenarnya mengandung sejarah, salah satunya Tugu Inkai ini.
Terletak di lokasi Pantai Boom, yang kini telah menjadi destinasi wisata Internasional, Tugu Inkai secara administratif berada di wilayah Kampungmandar, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.
Sejarah dibangunnya tugu inkai ini adalah untuk mengenang korban 86 karateka yang berlatih dan memperebutkan sabuk hitam di Pantai Boom pada tanggal 17 Januari 1982. Namun na’as, semua pesilat yang berlatih di pinggir pantai terseret  ombak yang menggulung bercampur pasir dan 26 karateka meninggal.
Setiap tahun, para karateka mengadakan acara tabur bunga untuk memperingati jasad-jasad mereka. Semoga mereka semua mendapatkan tempat terbaik disisiNya

Ada tradisi tersendiri bagi karate-ka Banyuwangi yang tergabung dalam Institut Karate-Do Indonesia (INKAI). Setahun sekali, mereka mendatangi tugu INKAI yang berdiri kokoh di wilayah pantai Boom, Banyuwangi. Mereka menggelar tabur bunga mengenang sekaligus memperingati 26 atlet INKAI yang gugur tertelan ombak di Pantai Boom.

Sebanyak 300 karate-ka seluruh Banyuwangi memperingati 36 tahun musibah itu. Mereka membentuk lingkaran, berdoa mengenang arwah karateka yang tenggelam, terseret ombak dan arus pantai paling timur Pulau Jawa ini.

“Kita mengenang 36 tahun tragedi INKAI Banyuwangi. Ada 26 korban meninggal terseret ombak Selat Bali. Mereka adalah pahlawan kami,” ujar Basuki Rachmad, Ketua Umum Pengcab INKAI Banyuwangi,

Basuki bercerita, musibah itu terjadi berawal dari rencana pelaksanaan ujian kenaikan tingkat/semester, hari Minggu (17/1) 36 tahun silam. 86 karate–ka yang sedianya mengikuti ujian di Gedung PMI Banyuwangi, menunggu penguji dari Surabaya yang belum hadir. Sembari menunggu untuk mengisi waktu pelatih Bekti Sutadji berinisiatif melakukan pemanasan dengan berlari–lari menyusuri Pantai Boom.

“Namun nahas, sekitar pukul 15.00 WIB ada kabar bahwa penguji sudah datang, pelatih Bekti Sutadji menginstruksikan peserta kembali dari pantai Boom menuju gedung PMI melalui jalan pintas (menyebrang) muara sungai yang pada saat itu kedalamannya hanya sebatas lutut orang dewasa. Namun di tengah – tengah muara sungai tersebut tiba–tiba datang gelombang yang kemudian menyeret mereka ke laut,” tambahnya.Dalam upaya penyelamatan, tambah Basuki, mereka yang bisa berenang saling bantu menyelamatkan yang lain. Mereka yang selamat hingga tepi pantai segera melepas sabuk dan menyambungnya hingga panjang dan dilemparkannya ke laut sebagai pegangan penyelamatan. Hal ini cukup efektif terbukti banyak korban yang dapat diselamatkan.”Walaupun segala upaya sudah dimaksimalkan, namun 26 karate-ka tidak dapat diselamatkan termasuk pelatih Bekti Sutadji yang menurut saksi (korban selamat) beliau terseret arus sambil memanggul satu orang anggotanya hingga tenggelam dan mayatnya baru diketemukan pada hari ketiga di pantai Cekik (Gilimanuk) Bali,” kenangnya.Menurut Basuki, kegiatan tabur bunga dan mengenang para karate-ka yang gugur di Pantai Boom ini, sebagai pemberi semangat dan spirit generasi muda untuk mengetahui sejarah dan kegigihan para karate-ka pada masa lalu.

“Ini spirit kami melanjutkan perjuangan para karate-ka yang gugur disini. Ini juga sebagai pengenalan generasi muda sejarah tugu INKAI dan korban tewas dalam latihan. Mereka akan ujian kenaikan tingkat, menunggu penguji mulai pagi sampai sore. Semangat mereka yang patut ditiru.

Dilansir dari :
semangatbanyuwangi.id & detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Institut Karate-Do Indonesia

Goes to World Class

Copyright 2022 inkai.org